Batik Seruni: Menjaga Seni Batik Wastra Tetap Hidup | Asia Pacific Rayon Skip to main content

Dengan bantuan Asia Pacific Rayon (APR), kelompok Batik Seruni di Kabupaten Siak, provinsi Riau, Indonesia, berhasil berkembang sebagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Artikel ini membahas pentingnya Batik Wastra, proses yang rumit dalam pembuatannya, perjalanan Batik Seruni, dan betapa pentingnya menjaga sejarah budaya Indonesia tetap hidup.

Seni Batik Wastra

Batik Wastra adalah kain tradisional yang terkenal dengan desain dan pola yang rumit. Kata “batik” merujuk pada proses penggunaan lilin pada kain untuk mencegah daerah tertentu diwarnai, menghasilkan desain yang unik dan indah. Kata “wastra” berarti “kain” atau “tekstil” dalam bahasa Indonesia. Seni ini memiliki banyak makna budaya dan menunjukkan betapa terampil dan kreatifnya para seniman Indonesia.

Proses penuh kerja keras

Untuk membuat Batik Wastra, harus melalui beberapa langkah yang membutuhkan keterampilan dan perhatian terhadap detail. Persiapan desain, persiapan kain, pemberian lilin, pewarnaan, pengeringan dan penghilangan lilin, serta finishing adalah bagian dari proses yang rumit dalam membuat batik wastra.

Perlu kerja keras dan ketelitian pada setiap langkah pengrajin untuk memastikan terciptanya kain-kain indah ini. Proses ini dilakukan secara manual tanpa menggunakan mesin, memberikan sentuhan seni, kerajinan, dan keunikan yang tak dapat ditiru.

Batik Seruni: Kelompok Batik yan Berkembang Pesat

Dengan bantuan APR, Batik Seruni yang dipimpin Khumaesah telah tumbuh menjadi kelompok batik yang terkenal di Riau. Batik Seruni mulai diperkenalkan ke masyarakat pada tahun 2018. Lokasi operasionalnya berada di kabupaten Siak, hanya 50 kilometer dari pusat operasional APR. Pada awalnya, mereka menghadirkan enam potongan yang dibuat secara manual, yang sangat diminati dan terjual habis dengan cepat. Kesuksesan ini mendorong Khumaesah untuk mengembangkan bisnisnya guna memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Motif Unik dan Kearifan Lokal

Pola yang dibuat oleh Batik Seruni sangat erat dengan budaya lokal desa Dayun. Motif Daun Semangka adalah salah satu produk andalan mereka, yang mencerminkan kehidupan budaya lokal yang berwarna. Selain itu, motif “pompa angguk” memiliki makna yang penting dalam masyarakat. Batik Seruni bekerja keras untuk menggabungkan warisan budaya lokal ke dalam desain mereka, sehingga mendapatkan perhatian dan penghargaan yang tinggi.

Pengakuan dan Perkembangan

Batik Seruni menarik minat pemerintah lokal dan masyarakat. Kain tersebut, dengan harga antara Rp300.000 hingga 600.000 per lembar, digunakan untuk seragam pejabat desa, yang menunjukkan kualitas unik dan pentingnya warisan budaya. Pemerintah lokal dengan bangga memamerkan Batik Seruni pada pameran di provinsi lain, bahkan hingga negara-negara terdekat. Hal ini telah membantu memperkuat reputasi kelompok ini dan membuat lebih banyak orang menyadari betapa pentingnya melindungi warisan budaya Indonesia.

Mengatasi Masalah yang Muncul

Khumaesah menghadapi banyak masalah saat mengembangkan Batik Seruni, terutama dalam meyakinkan para generasi muda untuk bekerja di industri ini. Saat ini, hanya ada lima pembuat batik sementara yang tersisa di rumah batik tersebut. Khumaesah menyatakan bahwa dibutuhkan lebih banyak dukungan dan dorongan untuk menjaga wastra tetap hidup dan menarik lebih banyak generasi muda dari daerah tersebut.

Pelatihan Intensif APR dalam Melestarikan Sejarah Budaya

Batik Seruni memperlihatkan semangat tinggi dalam melindungi warisan budaya Indonesia. Sejalan dengan program APR dan Asosiasi Tekstil Indonesia (API) yang bekerja sama membangkitkan antusiasme dalam pengembangan tekstil di wilayah Riau. APR dan API bekerja sama dalam membantu sembilan kelompok batik, termasuk Batik Seruni, dengan menyediakan pelatihan bulanan terkait desain warna, pemasaran digital, pengembangan UMKM, dan pembuatan motif.

Komitmen APR untuk Pertumbuhan Inklusif

Rencana APR untuk membantu pengrajin tekstil tradisional sejalan dengan tujuan jangka panjangnya dalam mencapai pertumbuhan yang memberikan manfaat bagi semua pihak. Perusahaan ini ingin mendirikan pusat tekstil regional dan membantu masyarakat di daerah tersebut untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Dengan memberikan akses pelatihan dan kesempatan pengembangan keterampilan kepada perempuan dan generasi muda di Riau, APR memberi mereka kekuatan yang lebih besar dan pada akhirnya membantu industri batik tetap hidup dan bersaing.

Batik Seruni menunjukkan betapa indah dan pentingnya Batik Wastra bagi kekayaan budaya Indonesia. Kelompok batik ini telah menjadi UMKM yang sukses berkat desain uniknya dan komitmennya dalam menjaga sejarah lokal tetap hidup. Hubungan antara APR, API, dan masyarakat sangat penting bagi pertumbuhan industri batik semacam ini. Dengan mengakui dan melindungi warisan budaya Indonesia, kita dapat memastikan bahwa seni yang abadi ini akan tetap ada untuk generasi mendatang.