Cerita dibalik Pembuatan Batik Lasem | Asia Pacific Rayon Skip to main content

Sebagai daerah yang telah lama menjaga tradisi wastra turun temurun, kota Lasem, salah satu kota di kabupaten Rembang, Jawa Tengah ini memang patut mendapat perhatian. Tak hanya karena batiknya yang indah, namun tiap lembar dari kain batik produksinya sarat akan makna. Tak heran jika Lasem menjadi terkenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang menjadi pusat penghasil batik tulis.

Lasem adalah salah satu daerah yang berkembang pesat di Jawa Tengah. Selain terkenal sebagai daerah pecinan, Lasem juga dikenal sebagai ‘Kota Santri’ karena banyaknya pondok pesantren yang berdiri di sana. Keunikan diversitas di kota ini secara tidak langsung mempengaruhi motif-motif batik yang dihasilkan di sana. Motif-motif dan warna yang dihasilkan oleh lebih dari 40 rumah batik di Lasem berasal dari akulturasi budaya antara Tionghoa, Jawa, dan Belanda.

 

Kekayaan budaya dan makna yang dikandung oleh batik-batik di Lasem mendapat perhatian dari Asia Pacific Rayon, perusahaan penghasil serat viscose rayon paling terintegrasi di Indonesia. Melalui kerjasama antara Universitas Kristen Maranatha, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,  Direktorat Mitras DUDI Kemendibudristekdikti dan LPDP RI, APR mendukung pengembangan batik Lasem ke arah yang lebih ramah lingkungan.

Di tahun 2022 ini, APR menginisiasi pelatihan mengenai tekstil yang ramah lingkungan bagi 40 pembatik di sana. Para pembatik kemudian mencoba mencanting motif-motif seperti Peony, Lung-lungan, dan Gunung Ringgit di atas kain viscose rayon putih yang disponsori oleh APR. Pembatik yang sudah berpengalaman tinggi itu kemudian mengukirkan lilin dengan canting di atas kain viscose polos, lalu mencelupkan kain-kain tersebut ke dalam pewarna alam indigofera.

Hasilnya, kain batik bernilai tinggi yang penuh liuk-liuk dan titik-titik motif dengan warna biru elegan. Dapat dipastikan siapapun yang kelak mengenakannya mampu menarik perhatian dan decak kagum orang yang memandang.

Ke level yang lebih tinggi

Kota Lasem diharapkan terus berkembang, lestari, dan ramah lingkungan. Batik khas daerahnya ini memang diakui menjadi penggerak ekonomi di sana. Tentu saja perhatian lebih butuh diberikan untuk kelestarian wastra dan kesejahteraan komunitas pembatiknya.

 

“Kolaborasi tulus antara pemerintah, akademisi, pengrajin batik Lasem, dan perusahaan ini, merupakan komitmen nyata APR dalam mendukung pemberdayaan wastra di Indonesia yang juga sejalan dengan semangat kami untuk menggalakkan sustainable fashion di Indonesia. Melalui kolaborasi ini, kami juga mendorong pemulihan ekonomi pada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) setelah lama terhenti selama dua tahun,” Basrie Kamba.

Lewat kolaborasi berbagai pihak ini, popularitas batik Lasem semakin meningkat hingga berhasil dipilih untuk mengikuti beberapa rangkaian fashion show di Ibukota. Baju-baju yang ditampilkan jatuh indah di atas runway dan berhasil mencuri perhatian. Kilau warna yang lebih hidup adalah keunggulan yang didapatkan dari dasar kain viscose yang terbarukan.

Viscose rayon APR dibuat dari bahan baku serat kayu yang ditanam-panen dalam siklus lima tahun, aman bagi semua jenis kulit dan mudah terurai secara alami.