Sebagai perusahaan yang memproduksi produk rayon viskosa terbaik secara berkelanjutan, lean manufacturing merupakan sebuah konsep yang penting bagi Asia Pacific Rayon (APR). Lean manufacturing adalah konsep yang melahirkan strategi, budaya, maupun metode guna mencapai proses produksi sesingkat mungkin dengan siklus yang efektif dan efisien. Lebih penting lagi, lean manufacturing membantu mengurangi proses yang tidak memberikan nilai tambah (waste) sehingga berpotensi meningkatkan produktivitas.
6S Sebagai Fondasi Lean Manufacturing
Untuk mencapai tujuan lean tersebut, terdapat fondasi yang disebut dengan 6S (Sort, Set in Order, Shine, Standardize, Sustain, dan Safety) yang digunakan pula di APR untuk menciptakan lingkungan kerja yang efektif.
Guna memastikan 6S tersebut selalu diimplementasikan dengan optimal di seluruh departemen, APR melakukan penilaian rutin dan memberikan penghargaan bagi departemen yang dengan penerapan 6S terbaik.
Bagi Bintoro, seorang Process Engineer di departemen Wet Sulfuric Acid (WSA) APR, penghargaan dari perusahaan terhadap penerapan 6S di departemennya ini menjadi suatu pencapaian paling berkesan yang tidak akan pernah dilupakan.
Pencapaian Terbesar di APR
Bintoro bergabung dengan APR pada bulan Agustus tahun 2018, awalnya sebagai Engineering Development Trainee (EDT) dengan penempatan di WSA Plant Department. Setelah melalui proses penempaan selama setahun, ia berhasil menjadi seorang Process Engineer tepat setahun kemudian, pada Agustus 2019.
Tugas utamanya adalah memastikan semua proses produksi sesuai dengan desain lean manufacturing, termasuk di dalamnya memastikan terjaganya kualitas produk agar tetap unggul.
“Semenjak lulus dari Jurusan Teknik Kimia di Universitas Riau, saya selalu merasa bahwa untuk dapat bergabung dengan APR adalah sebuah kesempatan emas,” ungkap Bintoro, lalu menambahkan “Bukan hanya karena siklus produksinya yang sangat menarik, mengubah pulp menjadi serat rayon, namun juga karena bergabung dengan proyek start-up APR dapat memberikan saya ilmu yang begitu banyak.”
Benar saja, keputusannya bergabung dengan APR memberikan pengalaman yang begitu berharga dalam perjalanan karier Bintoro.
“Salah satu pengalaman terbaik dari pekerjaan saya di APR adalah keberhasilan tim kami di WSA Plant untuk meraih sertifikat 6S green,” ujar Bintoro.
Mendapatkan sertifikasi tersebut bukanlah perkara mudah, setiap departemen harus mampu mendapatkan penilaian ‘green’ dalam implementasi 6S, selama tiga bulan berturut-turut.
“Menjadi suatu pencapaian besar karena di masa awal saya bergabung dengan WSA, begitu banyak kondisi yang perlu diperbaiki. Dengan kata lain, kondisi kami di awal sangat jauh untuk bisa mendapatkan nilai green, bahkan pada audit pertama kami mendapat penilaian jelek sekali, sebuah rapor merah,” kenang Bintoro seraya tersenyum.
“Karena waktu itu pabrik baru saja dibuka dan produksi baru mulai berjalan. Semua orang begitu sibuk dan fokus pada pekerjaan masing-masing. Alhasil, kami tak mengindahkan kondisi tempat kerja yang cukup terbengkalai,” lanjutnya seraya tertawa.
“Namun, nilai audit perusahaan yang buruk tersebut justru menjadi pemacu keras bagi kami. Bagaimana kami dapat memastikan kualitas produk terjaga dengan baik jika kami pun tak mampu menjaga kualitas ruang kerja kami, kan?” Bintoro mengutip salah satu konsep pokok lean manufacturing.
Kuatnya Kerja Sama Tim dan Perbaikan Terus-Menerus
Berangkat dari kondisi sulit dan berhasil mencapai penghargaan besar bukanlah hal mudah. Bintoro mengaku semuanya terletak pada kekuatan kerja sama tim serta kesadaran setiap anggota di dalamnya untuk melakukan perbaikan terus-menerus.
“Setelah hentakan keras dari hasil audit perusahaan yang buruk tersebut, kami tidak berdiam diri,” serunya. Ia menambahkan, “Saya sangat bersyukur tim kami memiliki pemimpin yang penuh semangat dengan aura yang begitu positif.”
“Beliau terus menyemangati seluruh anggota tim untuk dapat meraih nilai green pada audit selanjutnya. Begitu melekat dalam benak saya bagaimana beliau kerap menyerukan continuous improvement yang merupakan salah satu nilai inti perusahaan kami,” terang Bintoro.
Hingga pada bulan April 2019, WSA Plant berhasil mendapatkan nilai green pertamanya.
“Saat itu, rasa bangga membuncah di dada. Bukan hanya karena kami akhirnya berhasil mendapatkan nilai green, namun karena kerja keras dan kerja sama tim telah membawa kami
bangkit dari kondisi sulit,” pria berusia 24 tahun itu bercerita dengan penuh antusias.
“Bagi saya, hal utama dalam karier adalah kesempatan bekerja bersama tim yang kompak dan memiliki niat yang kuat untuk maju bersama, ditambah lagi dengan dukungan dari sosok pemimpin yang suportif dan memiliki semangat positif,” lanjutnya berseri-seri.
Tidak Ada yang Tak Mungkin
Momen berkesan lain dalam perjalanan Bintoro bersama APR adalah ketika ia turut merayakan ulang tahun APR ke-2.
“Itu adalah momen lainnya yang juga membakar semangat saya,” ujarnya.
View this post on Instagram