Women in APR: Mariana, Koordinator PPIC yang Gigih Meraih Impiannya | Asia Pacific Rayon Skip to main content

Apakah perempuan bisa meraih segalanya?

Mariana menunjukkan bahwa ya, perempuan bisa meraih segalanya. Ia percaya bahwa setiap perempuan berhak mengejar impian, tanpa harus membatasi diri pada satu peran. Saat ini, ia tidak hanya fokus bekarier dan cekatan memimpin timnya, tapi juga menempuh pendidikan lebih tinggi dan menjalankan tanggung jawab dalam rumah tangga.

Bagaimana Mariana menyeimbangkan perannya di pekerjaan, pendidikan, dan keluarga?

Semua berawal di tahun 2017, saat Mariana bergabung dengan Asia Pacific Rayon (APR) sebagai Mandarin Interpreter, lalu beralih menjadi Technical Assistant pada tahun 2018. Semua berawal di tahun 2017, saat Mariana bergabung dengan Asia Pacific Rayon (APR) sebagai Mandarin Interpreter, lalu beralih menjadi Technical Assistant pada tahun 2018. Tiga tahun kemudian, ia melihat kesempatan untuk naik ke posisi yang lebih menantang sebagai Koordinator dari departemen Production Planning and Inventory Control (PPIC).

“Langkah itu memang lompatan besar dari posisi saya sebelumnya, tapi saya putuskan untuk mengambil kesempatannya,” kata Mariana. Sikap gigih itulah yang membuat Mariana berhasil lulus tes dan menjadi Koordinator PPIC sejak tahun 2021.

Menepis Stereotipe tentang Tim Perempuan

Di departemen PPIC, Mariana memimpin tim yang terdiri dari tiga anggota, dan semuanya perempuan. Timnya bertanggung jawab memastikan ketersediaan bahan baku sesuai kebutuhan produksi APR. Sebagai Koordinator, Mariana harus berkolaborasi dengan beragam tim untuk menyelaraskan jadwal produksi, mengelola inventaris, dan mengukur target kepuasan pelanggan. Sebulan sekali, ia juga melakukan inspeksi lapangan di Central Store APR untuk memverifikasi stok yang ada.

Singkatnya, Mariana dan timnya memainkan peran penting dalam kelancaran proses produksi, dan mencegah keterlambatan yang berpotensi merugikan APR secara biaya maupun produktivitas keseluruhan. “Apakah hal itu mudah? Tentu tidak. Tapi apakah sepadan? Oh, sudah pasti.”

Sayangnya, ada stereotipe seputar tim yang seluruh anggotanya terdiri dari perempuan, seperti yang diceritakan Mariana. “Katanya, tim yang isinya perempuan semua akan banyak drama dan sulit diatur.”

Stereotipe tersebut berhasil ditepis, karena Mariana memilih fokus pada kelebihan setiap anggota timnya. “Kami adalah sekelompok profesional. Daripada merasa down karena stereotipe yang ada, lebih baik kami menunjukkan skill lewat hasil nyata dan kemajuan yang konsisten.” Dengan pola pikir tersebut, tim Mariana membangun lingkungan kerja yang menumbuhkan dukungan untuk satu sama lain, yang kemudian menjadi landasan kuat untuk mengatasi tantangan dan berkontribusi terhadap kesuksesan perusahaan.

Saling Mendukung untuk Berkembang

Prinsip Mariana untuk membangun sistem saling dukung di timnya mencerminkan salah satu nilai dasar APR, yaitu mengembangkan sumber daya manusia (People) untuk tumbuh bersama kami. Seperti halnya Mariana mendukung pertumbuhan APR, perusahaan juga mendukung Mariana beserta timnya untuk berkembang secara personal dan profesional. Saat Mariana memutuskan untuk menempuh studi lebih lanjut, perusahaan dengan sigap mendukung dengan pemberian beasiswa.

Kini, Mariana terdaftar di jurusan Teknik Kimia di Universitas Katolik Widya Mandala. “Saya yakin keputusan ini akan membuat saya semakin kredibel dalam pekerjaan saya, di mana saya bisa menambah skill baru sekaligus mengasah skill yang sudah ada.”

Menjalani karir dan kuliah bersamaan, membuat Mariana terkadang meragukan dirinya sendiri. “Apa saya bisa menjalani semuanya? Terlalu berat, tidak, ya?” Namun, ia tidak goyah, terutama karena ia didukung oleh tim, perusahaan, dan, tentunya keluarganya.

Di tengah jadwalnya yang padat, Mariana tetap menyisipkan waktu berkualitas dengan suaminya. Mereka menikmati momen kebersamaan seperti memasak bersama dan jogging di sekitar Kompleks Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Kerinci, di mana ribuan karyawan APR hidup berdampingan dalam keberagaman.

“Suami saya paham di mana saya terlihat unggul. Dia bilang saya cantik kalau sedang fokus bekerja atau mengerjakan tugas kuliah,” ulas Mariana, menyoroti pentingnya sikap saling mendukung dalam pernikahan.

APR2030 untuk Kesetaraan Gender

Seorang perempuan kerap dituntut untuk mengorbankan satu impian demi meraih impian lainnya. Namun, Mariana menentang tuntutan tersebut. Menurutnya, mengejar ambisi karier, pencapaian akademis, dan kebahagiaan pribadi memang berat, namun dengan kegigihan dan lingkungan yang mendukung, segala impian menjadi mungkin untuk diraih.

Perjalanan Mariana menegaskan komitmen APR2030 untuk mengedepankan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di lingkungan kerja. Kami percaya dan terus berjuang untuk masa depan di mana setiap karyawan, apa pun gendernya, dapat berkembang dan mengukir prestasinya di dunia.